Dibatas Kota
Perpisahan kadang terjadi di waktu-waktu dan tempat-tempat tak terduga, di bangku tunggu pasien, di gerbang keberangkatan bandara, di kamar kost, di mc donald, di batas kota. Orang-orang pulang sederas ingin pergi, seolah memberi arti kepulangan adalah suatu hal yang mungkin bukan tujuan akhir.

Aku penasaran bagaimana orang di zaman dulu memaknai sebuah perpisahan. Di tinggal orang tua berperang, di tinggal kawan-kawan karena genosida, di tinggal pujaan hati karena dilamar oleh anak bapak kades. Pelarian macam apa yang mereka lakukan sehingga dapat menutup lubang yang tiba tiba muncul di hatinya. Apakah ritual dan pattern yang sama digunakan juga pada zaman itu untuk memaknai sebuah kepergian?.
Batas Kota dibuat dari cerita yang menguap lewat aspal yang dibuat asal-asalan minggu lalu.Terlalu banyak emosi yang tak tertampung, terlalu banyak tangis yang tak terbendung. Di batas kota, semua bisa terjadi.